Jangan berhenti berpikir, hikmah dari sahabatku Eko Rahayu Ningsih
- Sabtu, 29 Juli 2023
- Administrator
- 0 komentar
Bunta - Eko rahayu Ningsih itulah nama sahabatku masa kecil. Saat masih SD kami sekelas dan dia adalah bintang kelas kami. Parasnya manis dan cerdas membuatnya disegani dan dihormati dan jadi panutan teman sebaya.
Saat kami sudah di SMP diapun tetap menjadi yang terbaik. Namun saat kami kelas 3 SMP musibah menimpanya, dia jatuh sakit. Padahal sehari sebelum jatuh sakit masih bermain denganku dan kami masih makan rujak bersama pada sore hari. Rasanya tak percaya kalo sakit yang dideritanya begitu serius hingga menderita kelumpuhan pada separuh badannya. Kaki dan tangannya sebelah kanannya tak bisa digerakkan lagi. Apakah itu yang dinamakan stroke yang dikenal saat ini. Padahal dia masih sangat muda atau masih anak anak. Entahlah apa namanya sakitnya tapi itu yang terjadi pada dirinya. Dengan kejadian ini, dia tak bisa sekolah lagi sebagaimana teman temannya.
Orang tuanya mengusahakan kesembuhannya sampai di tanah Jawa. Kami berdua menyambung persahabatan melalui surat menyurat saat dia ada di Jawa untuk saling memberi kabar dan semangat.
Namun sudah takdirnya, dia tak bisa sembuh total sampai sekarang namun bisa beraktivitas walau kondisi tangan dan kakinya sebelah tetap saja tidak aktif 100 ℅. dan kembali lagi ke tanah Sulawesi di kecamatan bunta.
Waktu terus berlalu aku kuliah dan menjadi sarjana . Jika pulang kampung aku menemuinya dan mangajaknya berjalan jalan kupegangi tangannya saat kami berjalan bersama, untuk menunjukkan rasa persaudaraan tak pernah luntur seperti masa kecil kita dulu.
Seiring perjalanan waktu kamipun sudah di sebut orang tua. Mbak eko punya satu anak dan aku 3 anak, dalam setiap berjumpaan mbak eko selalu menunjukkan semangat, selalu tampil ceria dan pembicaraan pembicaraan yang berbobot soal kehidupan.
Yah, kesimpulanku, dia memang putus sekolah namun dia tak putus berpikir.
Ya dia katakan apa yang sudah terjadi padanya adalah kehendak Allah, namun Allah masih beri otak saya sehat untuk berpikir agar dalam kondisi apapun kita tetap bisa bermanfaat minimal untuk keluarga.
Sekolah bisa berakhir namun jangan berhenti berpikir untuk menempa diri agar lebih bijaksana dalam kehidupan karena kita menyerap banyak pelajaran hidup.
Itulah hikmah persahabatan kami saat berjumpa sabtu 29 Juli 2023 di Bunta di sela sela kunjungan kerjaku pada pelaksanaan proyek pembangunan sekolah di wilayah Bunta. Ditemani sahabat sekelas saat SD, Buati yang saat ini bekerja satu kantor denganku.
Seru, haru dan bahagia beraama sahabat yang saling menyayangi.
Artikel Terkait
SHAFIRA NAFTALI YUSNANDAR Siswa SMP Negeri 1 Luwuk Lolos FL2SN Tahun 2023 menyusul 7 Siswa Kabupaten Banggai lainnya ke tingkat Nasional
Sabtu, 05 Agustus 2023
Kegiatan Inovasi Maker Space Classroom Dikbud Banggai : Peserta Didik SD Negeri 1 Luwuk belajar langsung di Kay Art Luwuk
Sabtu, 05 Agustus 2023
Mantapkan Implementasi Kurikulum Merdeka, MKKS Wilayah I Banggai laksanakan Workshop
Minggu, 23 Juli 2023
MKKS SMP Wilayah II Kabupaten Banggai Laksanakan Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka
Kamis, 20 Juli 2023
Pelajar SMP Kabupaten Banggai Neva Septiana siswi SMP Negeri 4 Toili mewakili Provinsi Sulawesi Tengah di ajang OSN jenjang SMP/MTs Bidang IPS Tahun 2023
Rabu, 19 Juli 2023
ADISA PUTRI SISWI SD NEGERI 1 TOLISU KECAMATAN TOILI LOLOS OLIMPIADE SAINS NASIONAL BIDANG IPA TAHUN 2023
Rabu, 19 Juli 2023
APLIKASI RUDAL SIAP MENGIKUTI AJANG INNOVATION GOVERMENT AWARD (IGA) KABUPATEN BANGGAI TAHUN 2023
Jum'at, 16 Juni 2023